Sabtu, 19 Desember 2009

Paper mengenai "AKUNTANSI"

BAB I
PENDAHULUAN

SEJARAH TENTANG AKUNTANSI
Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik)
Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.



BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
A. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
B. Prinsip Akuntansi
Adapun prinsip-prinsip akuntansi yaitu :
1. Prinsip kesatuan Usaha ( Entity )
Suatu anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu unit ekonomi yang merupakan suatu kesatuan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari unit ekonomi lainnya juga dari pemiliknya. Dalam pelaksanaannya prinsip ini mengharuskan ada pemisahan antara harta dan kewajiban perusahaan dengan harta dan kewajiban pemiliknya, atau dengan harta dan kewajiban perusahaan lain.

2. Prinsip Kontinuitas ( Going Concern )
Suatu anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu perusahaan ( unit ekonomi ) yang didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, atau dalam keadaan normal akan terus menjalankan usahanya. Prinsip ini memungkinkan adanya beban-beban ( biaya-biaya ) yang ditangguhkan pembebanannya, misalnya penurunan nilai ( penyusutan ) gedung atau mesin-mesin yang dipergunakan dalam usaha perusahaan, kerugian karena penyusutannya akan dibebankan kepada periode-periode selama masa penggunaannya.

3. Prinsip Konservatisme ( Conservatism )
Prinsip ini merupakan prinsip berhati-hati, terutama dalam penyajian laporan laba bersih. Dengan prinsip ini pendapatan bersih cenderung dilaporkan dengan jumlah yang lebih kecil, sehingga timbul kecenderungan untuk memilih metode penilaian harta yang menghasilkan pendapatan bersih yang lebih kecil. Misalnya : dalam menilai persediaan barang dagangan dengan dasar harga terendah antara harga beli dengan harga pasar. Dengan demikian dalam pelaksanaannya prinsip ini tidak mengakui laba yang belum dapat direalisasi, sementara kerugian yang telah dapat diperkirakan harus diakui sebagai rugi.

4. Prinsip Konsistensi ( Consistency )
Prinsip ini menuntut konsekuen dalam menerapkan metode-metode atau ketentuan-ketentuan, artinya suatu metode yang telah diterapkan dalam tahun (periode) yang lalu, hendaknya diterapkan pada periode sekarang dan periode yang akan datang.
Dengan prinsip memungkinkan analisa perbandingan antara laporan keuangan suatu periode dengan laporan keuangan periode-periode yang lain. Dalam praktik, penerapan prinsip konsistensi tidaklah mutlak, perubahan metode-metode atau ketentuan-ketentuan diperbolehkan dengan syarat, jika penerapan metode yang baru/lain dianggap lebih wajar dalam menginformasikan pendapatan bersih dan posisi keuangan perusahaan.

5. Prinsip Buku Berarti ( Materiality )
Usaha memperoleh data yang tepat dan pengungkapan yang lengkap dalam akuntansi tidaklah mengabaikan unsur kepraktisan. Pencatatan suatu jumlah dalam pos yang salah dapat diabaikan, jika jumlah atau pos tersebut tidak cukup penting ( material ). Misalnya : pembelian sebuah kendaraan angkutan seharga Rp 20.000.000,00 dalam laporan keuangan diinformasikan/tercatat dalam pos lain.
Hal ini dapat diabaikan jika total nilai harta yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan, misalnya Rp 500.000.000,00. Tetapi jumlah Rp 20.000.000,00 akan cukup berarti, jika total nilai harta perusahaan sebesar Rp 200.000.000,00
Suatu pos dianggap penting ( material ), jika penyajian/informasi pos yang bersangkutan dalam laporan keuangan akan berpengaruh kepada analisa dan keputusan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Prinsip ini juga diterapkan dalam prosedur pencatatan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap, yaitu untuk menentukan pengeluaran mana yang dicatat sebagai beban periode yang bersangkutan dan pengeluaran mana yang dicatat sebagai penambahan nilai aktiva ( dikapitalisasi ).


6. Prinsip Lengkap ( Completeness )
Prinsip ini menuntut bahwa laporan keuangan, catatan-catatan atau bahan-bahan keterangan yang ada hubungannya dengan laporan keuangan, dan yang penting bagi para pemakai laporan keuangan, harus diinformasikan secara lengkap, tidak ada yang disembunyikan.

7. Prinsip Dapat Dimengerti ( Understanbility )
Semua data dan informasi yang penting yang tercantum dalam laporan keuangan, harus diungkapkan sejelas-jelasnya, agar para pemakai laporan keuangan dapat mengerti dengan jelas.


C. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:


Siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.






D. Manfaat Akuntansi
Dari Segi Bisnis
- Kemampuan informasi akutansi untuk memperoleh laba dan arus kas
- Manfaat informasi laba dan arus kas operasi dalam memprediksi laba
- Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Pemasaran

Dari Segi Pendidikan
- Mengajarkan para siswa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan mereka
- Menambah ilmu pengetahuan

2. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Laporan keuangan terdiri dari:
• Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
• Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
• Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
• Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
A. Bentuk Laporan Keuangan
Kalau kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering tidak dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan operasional tidang memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi. Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement).
Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07:
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. neraca,
b. laporan laba-rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas,

B. Isi Laporan Keuangan

1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk satu periode masa atau waktu tertentu. Terkait dengan pencatatan beban, laporan laba rugi dapat disusun dengan 2 metode:
• Langkah Langsung (Single Step) yaitu laporan laba rugi yang menggunakan langkah langsung tidak membedakan beban penjualan dengan beban umum dan administrasi.
• Langkah Bertahap (Multi Step) yaitu pada langkah bertahap, beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta pendapatan dan beban lain-lain, dibedakan satu sama lain dan dikelompokan sesuai dengan kelompok masing-masing.

2. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan untuk satu periode tertentu.




3. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai keadaan harta, utang dan modal perusahaan sampai dengan sewaktu-waktu tertentu, biasanya akhir tahun. Neraca dapat berbentuk :
• Neraca Bentuk Akun T adalah neraca dengan susunan kelompok harta disebelah kiri dan kelompok utang dan modal sebelah kanan.
• Neraca Bentuk Laporan adalah neraca dengan susunan kelompok harta pada bagian atas, disusul dengan kelompok utang dan modal pada bagian bawah.

4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kan melaporkan jumlah uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. Arus kas yang dilaporkan dibagi atas 3 jenis aktivasi:
• Arus Kas dari Aktivasi Operasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
• Arus Kas dari Aktivasi Investasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pada aktiva tidak lancer.
• Arus Kas dari Aktivasi Pembiayaan adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi utang dan modal.

C. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

D. Manfaat Laporan Keuangan
Bagi Perusahaan :
- Membantu pemimpin perusahaan dalam mengambil kebijakan dan keputusan bagi kelangsungan perusahaan
- Mengetahui siklus arus kas perusahaan
- Mengetahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya

Bagi Rumah Tangga
- Membantu mengontrol dalam pengeluaran Rumah Tangga
- Untuk membantu pengambilan keputusan untuk barang pemenuhan kebutuhan apa yang dibutuhkan






KESIMPULAN

Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) . Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar. Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar