PENALARAN
1. 1. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progesi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari bukti – bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum. Perbedaan antara keduanya, dapat digambarkan sebagai berikut.
2. 2. Macam-macam Penalaran
1. Penalaran Induksi
Yaitu merupakan proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) atau dapat diartikan juga sebagai penarikan kesimpulan berupa prinsip atau bersikap umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
· Contoh dari penalaran induktif adalah :
Kucing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya. Sapi mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya. Anjing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
· Kesimpulan :
Semua hewan yang mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
Macam-macam Penalaran Induksi :
Ø Generalisasi
Yaitu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.
· Contoh dari generalisasi:
Pemakaian bahasa Indonesia diseluruh Indonesia baik dari generasi yang dahulu maupun generasi yang sekarang belum dapat diseragamkan. Perbedaan dapat dilihat mulai dari struktur kalimat maupun dalam hal pengucapan.
Macam-macam generalisasi :
§ Generalisasi Sempurna (generalisasi dengan loncatan)
Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena atau peristiwa yang ada akan tetapi seluruh fenomena yang ada dapat menjadi dasar penyimpulan. Contoh :
- Hampir semua anak kelas 3 mengambil bagian dalam mengisi acara untuk perpisahan akhir tahun nanti.
§ Generalisasi Tidak Sempurna (generalisasi tanpa loncatan)
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan dan sebagian fenomena dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh :
- Semua anak-anak menyukai makanan yang manis-manis.
Ø Analogi
Yaitu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
· Contoh dari analogi :
Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet
Ø Kausalitas
Yaitu proses penalaran yang merupakan prinsip sebab-akibat yang pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan
Ø Salah Nalar
Yaitu kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid.
2. Penalaran Deduktif,
Yaitu proses penalaran yang cara berpikirnya berdasarkan atas suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Macam-macam Penalaran Deduksi :
Ø Silogisme Kategorial
Yaitu disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
§ Premis umum Premis Mayor (My)
Contoh : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
§ Premis khusus Premis Minor (Mn)
Contoh : Badu adalah mahasiswa
§ Premis simpulan Premis Kesimpulan (K)
Contoh : Badu lulusan SLTA
Ø Silogisme Hipotesis
Yaitu yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh :
§ My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
§ Mn : Air tidak ada.
§ K : Jadi, Manusia akan kehausan.
Ø Silogisme Alternatif
Yaitu yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh :
§ My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
§ K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
§ Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
Ø Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh:
§ Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
§ Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
REFERENSI :
1. 1. http://ami26chan.wordpress.com/2011/02/19/penalaran-induktif/.
2. 2.. http://akhirianto.wordpress.com/2010/04/07/penalaran-induksi/.
3. 3. http://raveltglory.blogspot.com/2011/10/macam-macam-penalaran.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar