Kamis, 10 November 2011

Budayakan Membaca

MEMBACA ITU MENYENANGKAN

Apa kalian suka membaca? Pasti jawabannya “baca apa dulu?” kalau pertanyaannya “apa kalian suka membaca komik atau novel?” pasti jawabannya “iyyyaaa…” tapi kalau pertanyaannya diganti menjadi “apakah kalian suka membaca buku pelajaran?” pasti langsung menjawab “tiiidaakk..” Rata-rata orang pasti menjawab seperti itu.

Biasanya menurut sebagian orang membaca adalah suatu kegiatan yang sangat membosankan. Apalagi ketika kita harus membaca buku pelajaran. Tetapi sebenarnya membaca itu sangat menyenangkan. Khususnya ketika kita membaca komik atau novel. Karena mungkin bahasa yang digunakan dalam novel dan komik tidak terlalu susah untuk dimengerti. Apalagi di dalam komik dan novel juga dimasukkan hal-hal yang lucu sehingga membuat kita tertawa dan makin asik untuk membacanya. Beda dengan buku pelajaran yang isinya hanya hitung-hitungan dan rumus-rumus saja.

Sebenarnya zaman sekarang membaca bukan hanya lewat buku saja, tapi bisa juga melalui internet. Di dalam internet kita dapat membaca berbagai hal yang baru. Dengan hanya mengetik sesuatu yang ingin kita cari atau kita baca langsung muncul halaman yang kita maksud.

Mulai sekarang mari kita membaca. Karena dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai macam berita yang terbaru. Kalau tidak suka membaca dari koran atau buku bisa cari juga lewat internet. Membaca itu sangat menyenangkan.

Rabu, 09 November 2011

Rangkuman Tugas 2

USUL

1. Pengertian Usul

Yang dimaksud dengan usul atau proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Dapat pula terjadi bahwa usul atau proposal itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk dikerjakan oleh orang atau badan yang mengajukan usul tersebut, tetapi dengan maksud agar orang atau badan yang menerima usul itu dapat melakukan apa yang diharapkan dalam proposal tersebut.

2. Sifat dan Jenis Usul

Bila semua tulisan lain dibuat berdasarkan bahan-bahan yang sudah tersedia atau sesuatu yang sudah terjadi, sebaliknya usul dibuat berdasarkan sesuatu yang belum ada. Walaupun barang yang disusulkan itu belum ada, penulis usul harus merangkaikannya sedemikian rupa sehingga dapat meyakinkan penerima usul.

Macam-macam bidang yang dewasa ini bisa dijadikan sasaran usul yang bersifat bisnis adalah penelitian, pengembangan, perencanaan, dan pemasaran.penelitian murni biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga ilmiah. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan biasanya sering disponsori pula oleh pemerintah.

Perusahaan-perusahaan, industri-industri juga sering menyediakan dana-dana khusus untuk penelitian, tetapi penelitian yang dikaitkan pada pengembangan usaha mereka. Usul lain yang lebih sering dijumpai adalah perencanaan. Untuk pembangunan, gedung, proyek-proyek, sering diajukan pula penawaran untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Seperti halnya dengan laporan, usul masih dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuknya. Usul formal adalah usul yang memenuhi persyaratan bentuk tertentu. Bentuk usul semi-formal dan non-formal merupakan variasi dari bentuk formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu.

3. Usul Non-formal

Usul-usul yang bersifat non-formal bentunya beraneka ragam, tergantung dari penulis, atau kesepakatan antara penulis dan penerima usul. Kadang-kadang usul non-formal disampaikan juga dalam bentuk memorandum atau surat.

Terlepas dari bentuk mana yang akan dipergunakan, sebuah usul non-formal, selalu harus mengandung hal-hal berikut :

a. Masalah

Masalah yang disampaikan dalam sebuah usul, haruslah dirumuskan dengan jelas. Penulis harus mengadakan identifikasi masalah yang dihadapi dengan cermat, menggambarkan latar belakang, serta menunjukkan betapa pentingnya masalah itu dilaksanakan atau diselesaikan sekarang juga.

b. Surat Pemecahan

Saran-saran yang disampaikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, merupakan inti dan sasaran utama dari setiap usul. Penulis berusaha menampilkan jalan-jalan keluar yang dianggapnya paling baik untuk mengatasi atau menyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya. Untuk maksud itu, penulis harus pula menyajikan sejumlah evidensi untuk memperkuat jalan keluar yang disampaikannya itu.

Kadang-kadang terjadi juga bahwa penulis usul belum sanggup menemukan jalan keluar yang jelas. Ia tidak boleh memperlihatkan keraguan-keraguannya atau kesan ketakmampuannya.

c. Permohonan

Untuk menutup usul, penulis menyampaikan permohonan untuk melaksanakan pekerjaan yang khusus itu, atau bersedia menyampaikan informasi yang diperlukan untuk keluar dari masalah yang dihadapi itu. Perumusan yang tegas akan memudahkan penerima usul untuk memberikan pertimbangan dan dapat segera pula menjawab permohonan itu.

4. Usul Formal

Sekurang-kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu :

a. Bagian Pelengkap Pendahuluan

§ Surat Pengantar atau Memorandum Pengantar

Surat pengantar sebuah usul berisi alas an-alasan mengapa penulis menyampaikan usul itu dengan mengacu kepada surat, pertemuan, atau iklan, yang menawarkan kepada umum untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.

§ Sampul dan Halaman Judul

Sampul dan halaman judul sebenarnya berbeda. Pada sampul atau halaman judul diantumkan identifikasi jenis tulisan itu yaitu usul, judul usul, nomor pengenal kalu ada, yang biasanya dihubungkan dengan nomor penawaran.

Contoh :

USUL

Disampaikan kepada

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

untuk

PEMBANGUNAN JALAN RAYA

TRANS SUMATRA

No. 1534/DJP/Dep./U/78

disusun oleh

PT GEGAP GEMPITA

Oktober 1978

§ Ikhtisar atau Abstrak

Ikhtisar atau abstrak menyampaikan inti sari dari masalah dan cara pemecahan yang disampaikan dalam usul tersebut. Isinya tidak perlu panjang lebar, cukup satu sampai tiga halaman.

§ Daftar Isi

Memuat rekapitulasi dari semua judul utama dan judul bawahan yang terdapat dalam seluruh usul itu.

§ Penegasan Permohonan

Penegasan mengenai permintaan dapat dimasukkan dalam ikhtisar. Tetapi bila usul yang disampaikan itu cukup panjang, lebih baik bagian ini diberikan tempat tersendiri.

b. Isi Usul

Isi usul memuat uraian terperinci dari pekerjaan atau tugas yang akan dilakukan. Perincian isi sebuah usul tidak perlu seragam. Namun demikian beberapa topic di bawah ini selalu akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam isi sebuah usul.

§ Pembatasan Masalah

Pembatasan pengertian atas masalah yang dihadapi merupakan suatu hal yang pertama-tama harus dilakukan. Dalam hal yang pertama penulis usul tetap harus member batasan pengertian itu dengan tujuan memperlihatkan kepada penerima usul bahwa ia mengetahui dengan tepat masalah itu.

Dalam kedua situasi tersebut, sudah seharunya bila disiapkan suatu bagian yang khusus untuk meberikan batasan secara jelas dan meyakinkan masalah tadi.

§ Latar Belakang

Sejarah atau latar belakang masalah perlu diuraikan. Apa yang terjadi sekarang atau nanti, tidak terlepas dari perkembangan sejarahnya.

§ Luas-Lingkup

Membatasi luas-lingkup persoalan yang dihadapi akan membawa manfaat sekurang-kurangnya dalam dua hal yaitu penulis usul akan dapat melihat duduk persoalannya dengan jelas, sehinnga dapat menyampaikan deskripsi yang konkrit dan jelas.

§ Metodologi

Yang dimaksudkan dengan metodologi disini adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis untuk menganalisa, mengerjakan, atau mengatasi masalah yang dihadapi itu.

§ Fasilitas

Penulis usul perlu menggambarkan pula bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya untuk lebih meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran mereka memang benar-benar serius dan mereka pasti sanggup mengerjakannya dengan baik.

§ Personalia

Penulis usul harus menyertakan pula daftar susuanan personalia, baik yang bekerja penuh maupun tidak, dengan gelar, dan keahlian serta pengalamannya masing-masing.

§ Keuntungan dan Kerugian

Akan lebih meyakinkan lagi bila dikemukakan juga keuntungan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut. Dan akan lebih simpatik lagi bila penulis juga mencamtukan kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi.

§ Lama Waktu

Dalam usul juga harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan.

§ Biaya

Perincian biaya harus benar-benar digarap dalam usul ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul.

§ Laporan

Penulis usul juga memperkirakan tahap-tahap pelaporan kemajuan pekerjaan yang akan dikerjakannya itu.

c. Bagian Pelengkap Penutup

Berisi bahan kepustakaan, lampiran-lampiran gambar, tabel dan sebagainya yang dipergunakan dalam usul.

Sumber :

Gorys Keraf. 1994. Komposisi. NTT:Penerbit Nusa Indah.

Rangkuman Tugas 1

LAPORAN

1. Pengertian Laporan

Laporan merupakan suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar diberi suatu batasan pengertian yang jelas. Variasinya mulai dari suatu bentuk laporan yang sederhana berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa jilid buku. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang standar, ada yang berbentuk surat,ada pula yang berbentuk buku.

Sebagai pegangan mengenai pengertian laporan, kita dapat mengatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang dibebankannya. Karena laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai suatu masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.

2. Dasar-dasar Laporan

a. Pemberi Laporan

Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberi laporan. Pemberi laporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Atau laporan dapat pula dibuat oleh perorangan atau badan kepada seseorang atau instansi yang dianggap pelu mengetahuinya walaupun tidak diminta.

b. Penerima Laporan

Laporan bukan hanya dibuat oleh seseorang saja, tetapi laporan juga ditujukan atau akan disampaikan kepada seseorang atau suatu badan. Yang menerima laporan itu adalah orang atau badan yang menugaskannya.

c. Tujuan Laporan

Tujuan sebuah laporan tergantung dari situasi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan. Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut :

§ Untuk mengatasi suatu masalah

§ Untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif

§ Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah

§ Untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan

§ Untuk menemukan teknik-teknik baru

3. Sifat Laporan

Sebuah laporan akan dianggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilannnya dalam memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang diharapkan. Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Disamping itu isinya harus diurutkan dan dikembangkan agar dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan.

Di samping sifat-sifat seperti disebutkan di atas, sebuah laporan harus mengandung sifat yaitu laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit dan Laporan harus disajikan secara menarik.

4. Macam-macam Laporan

a. Laporan Berbentuk Formulir Isian

Laporan semacam ini biasanya bersifat ruti, dan seringkali berbentuk angka-angka. Walaupun laporannya berbentuk angka-angka bukan tulisan, namun semua angka itu harus dilakukan dengan cermat.

b. Laporan Berbentuk Surat

Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung table, angka, atau sesuatu hal lain yang digolongkan dalam table dan angka, maka bentuk yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Bila penulis memutuskan untuk mempergunakan bentuk surat bagi laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan penting.

c. Laporan Berbentuk Memorandum

Laporan yang berbentuk memorandum (saran, nota, catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Laporan berbentuk memoramdum biasanya dipergunakan untuk suatu laporan yang singkat antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.

d. Laporan Perkembangan dan Lapororan Keadaan

Laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapi tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.

Dengan demikian perbedaan antara kedua macam laporan itu terletak dala segi aksentuasinya. Laporan perkembangan lebih menekankan apa yang sudah terjadi, sedangkan laporan keadaan lebih menekankan kondisi yang ada sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang telah dicapai sebelumnya sampai saat laporan itu dibuat.

e. Laporan Berkala

Laporan semacam ini selalu dibuat dalma jangka waktu tertentu. Laporan semacam ini selalu dibuat dalam bentuk formulir-formulir isian, dan memorandum.

f. Laporan Laboratoris

Laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakukan dalam laboratoria. Unsur-unsur yang paling penting dari suatu kerangka laporan laboratoria adalah halaman judul, obyek atau tujuan, teori, metode, hasil-hasil yang dicapai, diskusi atas hasil yang dicapai, kesimpilan, apendiks, data asli.

g. Laporan formal dan Semi-Formal

Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu di bawah ini. Bila ada satu atau dua syarat yang tidak dipenuhi maka laporan itu dinamakan laporan semi-formal. Sebaliknya jika hampir syarat tidak dipenuhi maka dinamakan laporan non-formal.

Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah sebuah laporan merupakan laporan formal, adalah :

§ Harus ada halaman judul

§ Biasanya ada surat-penyerahan

§ Walaupun tidak panjang, sebuah laporan selalu memiliki sebuah daftar isi

§ Ada sebuah ikhtisar (kadang-kadang abstrak) mengawali laporan

§ Ada bagian yang disebut Pendahuluan, sebagai suatu inormasi awal bagi pembaca

§ Bila ada Kesimpulan dan Saran biasanya diberi judul tersendiri

§ Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda

§ Nada yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya berifat imprasional

§ Kalau perlu laporan formal disertai pula table-tabel dan angka-angka, baik yang terjalin dalam teks laporan maupun dikumpulkan dilampiran tersendiri

§ Laporan formal biaanya didokumentasikan secara khusus

5. Struktur Laporan Formal

Struktur laporan, seperti juga karangan lainnya yang berbentuk buku harus meliputi unsur-unsur berikut :

§ Halaman Judul

Pertama-tama memuat pokok atau topik laporan, kedua orang atau badan yang akan menerima laporan, ketiga orang atau badan yang membuat laporan, keempat penanggalan laporan. Sebuah laporan yang bersifat rutin tidak memerlukan halaman judul.

§ Surat Pnyerahan

Berfungsi sebagai Kata Pengantar pada sebuah buku. Surat penyerahan biasanya mengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap laporan itu.

Karena surat penyerahan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan, maka penulis dapat mempergunakannya juga untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada badan-badan atau perorangan yang telah memberi bantuan, dan akhirnya dipakai pula untuk menyatakan harapannya tentang bermanfaatnya laporan itu pada masa-masa mendatang.

§ Daftar Isi

Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. Pokok-pokok yang paling penting kedudukannya ditempatkan semakin ke kiri, sebaliknya semakin berkurang kepentingannya semakin ke kanan.

§ Ikhtisar dan Abstrak

Abstrak adalah suatu bagian uraian yang singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, brtujuan untuk menerangkan kepada pembaca aspek-aspek mana yang tercakup dalam sebuah uraian tanpa berusaha mengatakan apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu.

Ikhtisar atau summary, merupakan suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat.

Pebedaan antara ikhtisar dan abstrak ditinjau dari unsur-unsur pembentuk tema maka abstrak hanya mengandung topik persoalan, sedangkan ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi.

§ Pendahuluan

Sebagai bahan untuk menyusun Pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang dianggap sebagi latar belakang dari masalah yang akan dilaporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut yaitu tujuan laporan, mengapa sebuah laporan itu ditulis, siapa yang menyuruh atau memerintahkan untuk membuat laporan itu, siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki maslah tersebut dan melaporkannya, kapan tugas itu mulai dilaksanakan dan kapan berakhir.

§ Isi Laporan

Menyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang bertalian langsung dengan persoalan tersebut. Agar isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan, sebaliknya penulis laporan membuat suatu rencana yang jelas dan logis serta terarah.

§ Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis, sebaliknya saran-saran merupakan langkah atau alternatif-alternatif mana yang diambil supaya masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya.

§ Bagian Pelengkap

Bagian yang perlu dimasukkan untuk melengkapi laporan itu adalah Apendiks (lampiran-lampiran, termasuk di sini surat perintah atau surat tugas bagi orang yang membuat laporan itu, foto-foto, peta) dan Bibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiah yang mempergunakan bahan-bahan pustaka.

6. Bahasa Sebuah Laporan

Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang baik, jelas, dan teratur. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata “kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan.

7. Laporan Buku

Laporan buku bertujuan untuk mendorong mahasiswa membaca buku-buku yang diwajibkan atau dianjurkan, serta meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan buku tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal.

8. Penutup

Biasanya berisi kesimpulan dan saran.

Sumber :

Gorys Keraf. 1994. Komposisi. NTT:Penerbit Nusa Indah.